Sebuah Cita Ikut "mencicil" Peradaban Mulia

Sebuah Cita Ikut "mencicil" Peradaban Mulia

Sekolah Alam Jingga Lifeschool berawal dari sebuah TKBM dan SMP Terbuka yang diperuntukkan bagi anak-anak Yatim Dhuafa dan kalangan ekonomi kelas bawah di wilayah Bekasi khususnya Bekasi Utara tepatnya di daerah Teluk Pucung.
Dalam perjalanannya, ada lompatan-lompatan yang ingin kami raih hingga menjadikannya sebagai Sekolah Alam, yaitu sebuah Konsep Belajar Bersama Alam, serta sebagai Lifeschool, yaitu Sekolah Kehidupan. Sekolah yang bukan sekadar sekolah atau sekadar lulus sekolah lalu setelah itu menjadi beban sosial karena kembali tidak melanjutkan sekolah.
Sayangnya, labelisasi dengan kata-kata “Yatim Dhuafa”, “Tidak Mampu”, “Miskin”, dll. membuat mindset, sikap dan mental masyarakat sulit untuk “move on” dari level mereka. Walau secara bakat mereka luar biasa. Maka, dengan visi “menuju kemandirian & keberdayaan tahun 2015”, kami sepakat untuk memunculkan paradigma baru tentang “Sekolah Gratis” di Sekolah Alam Jingga Life School.
Dalam sejarah, gratis selalu memberikan efek pada sikap dan mental. Meski apapun sebenarnya juga memberikan efek pada sikap & mental di setiap lintasan peristiwa hidup. Membuka ruang toleransi yang berlebih pada istilah gratis, membuat siapapun yang menikmatinya akan terlena sepanjang hayat. Ia akan tumbuh menjadi pribadi tidak produktif, susah berkorban apalagi mau berbagi.
Gratis menjadi pintu penahan SEGUDANG produktifitas yang semestinya bisa diEKSPLORASI menjadi sebuah nilai yang bermanfaat bagi diri dan kehidupan. Kami sepakat istilah gratis, tapi gratis yang proporsional & profesional dengan beberapa pemikiran antara lain :
1. Kita bukan tidak ingin diberikan bantuan oleh orang lain, kita tetap membutuhkan bantuan orang lain, akan tetapi bukan atas dasar “rasa dikasihani” yang membekukan produktifitas segenap civitas.
Sebagai contoh, untuk mendapatkan tambahan karpet nyaman buat sarana belajar anak-anak di jingga, bisa dengan saling berbagi profesional ilmu kepada orang/pihak lain, sehingga mereka menghargai keilmuan kita, dan memberikan apresiasi atas ilmu yang mereka dapat dengan memberikan karpet nyaman buat sekolah kita.
2. Ada bantuan dana yang biasanya habis terpakai, kini kita manfaatkan dalam bentuk lain yang lebih produktif dan memperkaya wawasan belajar dengan mengembangkan Proyek Kebun Hidroponik atau Jingga Life Store misalnya.
Apakah dana tersebut habis ketika dibelanjakan peralatan & perlengkapan Hidroponik? Secara fisik, uang tersebut habis. Akan tetapi secara investasi, bahkan ia semakin BERTAMBAH. Investasi keilmuan bertambah, investasi nilai karya bertambah, sampai pada transformasi ekonomi mengalirkan arus uang dari luar ke dalam institusi jingga pun sebagai sarana melanjutkan roda operasional kegiatan belajar mengajar di Jingga bukan mustahil akan segera terjadi.
Saat ini, Sekolah Alam Jingga Lifeschool dengan paradigma baru, tetap memberikan kesempatan yang sama bagi semua anak untuk mendapatkan pendidikan. Istilah Sekolah Gratis kini diganti dengan istilah “beasiswa” bagi anak-anak “Dhuafa” yang memenuhi kriteria dan persyaratan, itu pun secara proporsional sesuai dengan kondisi perekonomian mereka.
Mengusung pendidikan inklusi, Anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) yang selama ini kesulitan bersekolah di sekolah umum pun mendapatkan tempat yang nyaman dan ramah di Sekolah Alam Jingga Lifeschool.
Sekolah Alam Jingga Lifeschool memberikan kabar gembira tentang “metode-metode pendidikan baru”, “moral bersama”, “nilai-nilai kehidupan baru” dan yang terpenting adalah pola-pola “perilaku yang baru”. Sekolah Alam Jingga Lifeschool menawarkan lingkungan belajar yang positif, ramah anak, dan aktif (active learning).
Pendekatan yang digunakan dititikberatkan pada pembelajaran keterampilan hidup (life skill) dengan 5 Fokus utama, yaitu : Akhlaq & Leadership; Bisnis & Talents; Lingkungan & Konservasi; Seni & Kreativitas; Logika & Akademik. Walau fokus (80%) pada pembentukan akhlak karena Sekolah alam 100% konsep pembelajarannya bersumber dari Al Qur’an & Hadits sebagai pondasi pendidikan karakter.
Bagi yang mau berpikir, alam semesta adalah sumber pelajaran tanpa batas. Di Sekolah Alam Jingga Lifeschool, para siswa dilatih untuk dapat “membaca” semesta dengan cara pandang utuh, menyeluruh. Sistem pembelajaran ini akan membuat anak didik peka sekaligus terbuka dalam menyimak permasalahan dan mencari pemecahan yang total.
Dengan Konsep Belajar Bersama Alam dan metode Project Based Learning, diharapkan akan lahir generasi Akil Baligh yang siap menjalani kehidupan secara mandiri. Sekolah Alam Jingga Lifeschool hadir untuk memenuhi keinginan masyarakat yang membutuhkan pendidikan peradaban karena Misi Pendidikan haruslah sejalan dengan Misi Penciptaan Manusia.
(Ari Maryadi, ditulis ulang oleh Marsahid AS)

You Might Also Like

0 comments